Monday, December 27, 2010

SANG MERAH PUTIH

KISAH bendera negara kita, Sang Saka Merah Putih tidak habis-habisnya di Polandia. Sopir saya sering ditegur orang-orang di jalanan, bilang bendera kita terbalik. Seharusnya ‘putih- merah, kata mereka.

Putih Merah adalah bendera negara Polandia yang sudah berusia ratusan tahun. Dwi warna “Merah Putih” atau “Putih Merah” memang juga dikenal di negara lain. Monaco, contohnya juga berbendera Merah Putih. Cuma, negara ini kecil dan tidak memiliki representasi meluas seperti Indonesia atau Polandia.

Konon, Monaco yang merasa lebih dulu menggunakan ‘merah-putih’ warna benderanya daripada kita, pernah mengusulkan agar tidak saru supaya bendera kita ditambahi gambar hewan. Terserah mau hewan apa, karena kita punya ribuan jenis!

Tentu saja, usul ngawur ini ditolak. Kita tidak tersinggung, cuma tidak dapat menerima karena tidak ada rujukan di masa lalu.

Kembali ke cerita di Warsawa. Pada awal tugas di Polandia di tahun 2006 saya, sering orang-orang tua ngomong dalam bahasa mereka sambil menunjuk ke arah bendera di mobil dinas saya. Awalnya saya hanya manggut-manggut saja. Lama-lama kesal juga.
Eksotis? Mungkin, banyak yang mengabadikan mobil berbendera ini dengan kamera HP mereka.

Atau, kalau mereka sekadar ingin berfoto di dekat mobil Mercy seri 350 S terbaru (kita yang pertama memiliki mobil ini di Warsawa) atau karena tertarik dengan bendera Republik Indonesia silahkanlah. Pengalaman ini sering saya alami, ketika corps diplomatic dari seluruh negara yang diakreditasi ke Polandia menghadiri acara-acara kenegaraan. Semua mobil berbendera. Anggun.

Di Wisma Duta, tempat kediaman resmi Duta Besar R.I. yang terletak di Ul. Wachocka 9, atau di kantor KBRI yang terletak di Ulica Estonska –keduanya berlokasi di Saska Kepa yang kawasan residensial elit di Warsawa—bendera negara juga terpasang. Ada saja warga Polandia dan sering orang tua yang mengetuk pintu dan mengingatkan bendera salah pasang.

Kesabaran ada batasnya. Saya juga tidak nyaman jika Sang Saka Merah Putih yang berkibar di mobil dinas atau di kediaman resmi R.I. di Republik Polandia, terkesan diolok-olok.

“Bung, jika saya penuhi permintaan Anda maka saya akan menjadi Presiden Republik Polandia”

“Anda tahu ini bukan kediaman resmi Presiden Polandia, atau Anda mungkin senang atau bisa menerima saya sebagai presiden Anda, tetapi besok saya akan di persona-non-grata oleh Pemerintah Anda. Saya akan dituduh melakukan makar, coup d’etat!”, kata saya dibarengi senyum kemenangan.

Diplomatic Incident

Pernah juga terjadi insiden, pada saat saya menyertai kunjungan Presiden RI ke Polandia di tahun 2003. Akibatnya Kepala Protokol Negara (KPN) Polandia dipecat oleh Presiden Republik Polandia. Apa pasal?

Sang KPN tidak mengecek, karena terburu-buru memasang bendera terbalik sehingga mobil Presiden Polandia menaiki mobil yang berbendera Indonesia: Merah Putih. Untung, pihak delegasi Indonesia tidak sempat memerhatikan kesalahan ini. Jadi ada 2 mobil berbendera RI!

Jika terlihat, bisa terjadi terjadi insiden diplomatik. Serius! Cerita ini saya peroleh dari staf protokol negara, ketika saya menetap di Warsawa.

Dalam kasus mobil dinas saya, tentu bukanlah insiden diplomatik jika saya harus bertengkar tiap hari dengan penduduk Warsawa. Nggak lucu.

Saya cuma, kurang nyaman dengan sorotan mata orang seolah-olah saya bego, atau tidak tahu aturan. Karena itu, saya mengambil jalan ke luar. Setiap menghadiri acara resmi saya menganjurkan sopir untuk tidak terlebih dahulu memasang bendera kita.

“Nanti jika sudah dekat, baru pasang itu bendera!”

Ini yang menjadi rule. Ya untuk menghindari ketidaknyamanan ataupun kemungkinan pertengkaran di jalanan.

Dalam Perundingan

DALAM perundingan resmi, kami para diplomat Indonesia dan Polandia sudah saling mengenal dan memahami. Sering, sebelum perundingan dimulai kami berbagi cerita soal bendera ini.

Memang terjadi kebingungan apabila bendera kedua negara kita dipasang vertikal, dari atas ke bawah. Biasanya, para diplomat bingung: siapa duduk di mana? Atau yang sebelah kiri (atau kanan) bendera siapa?

Tetapi diplomat mempunyai acuan protokol. Kalau kita menjadi tamu, maka kita akan duduk di sebelah kanan yang dipandang dihormati. Ini kalau duduk berdampingan di head table. Kalau berhadap-hadapan? Gampang. Tuan-rumah akan menghadap ke pintu masuk, tamu akan menghadap ke jendela atau tembok yang sering berhiasan indah. Ini juga untuk menghormati tamu.

Atau, gunakan acuan pemasangan bendera. Bagian atas yang diikat dengan tali menggambarkan fungsi seperti ‘tiang bendera’. Gampang.

Diplomat Polandia berbagai cerita. Pada suatu hari mereka mengadakan perundingan dengan negara-negara kecil di Pacific, tetapi bendera Polandia ditaruh di koper yang ketelingsut.

Solusinya, kata teman saya itu, mereka pergi ke toko bendera dan mencari BENDERA INDONESIA. Dan memang ada dijual, karena Indonesia dikenal baik di negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Pengalaman saya di Polandia tidak terjadi bagi Dubes Tomasz Lukaszuk pada waktu beliau bertugas di Indonesia. Paling tidak, dia tidak pernah bercerita kepada saya bahwa dia mengalami hal-hal yang lucu di Indonesia.

Siapa Yang Lebih Duluan?

INI sering menjadi debat mengisi waktu, antara pejabat kedua negara. Tentu saling mengklaim “kami lebih dahulu!”.

Untung saya riset. Bendera Merah Putih telah dikenal sejak abad ke-13 di Nusantara, pada era Kerajaan Majapahit. Jadi, secara historis telah berlangsung sekitar 800 tahun!

Bendera negara pada zaman Republik resminya diperkenalkan pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945. Tidak ada tercatat perdebatan tentang bendera negara di sidang-sidang BPUPKI di Gedung Pancasila di jalan Pejambon itu. Merah Putih telah menjadi simbol nasionalisme melawan penjajah Belanda.

Bila diurut ke belakang, Sang Saka Merah Putih untuk pertama kali dikibarkan dalam sejarah modern bangsa Indonesia pada tahun 1928, yakni Hari Soempah Pemoeda. Pemerintah Kolonial tentu melarang pengibaran bendera ini.

Pendapat Lain

ADA juga yang mengatakan bendera kita sebenarnya berasal dari bendera Belanda: Merah Putih dan Biru. Para pemuda pejuang kemerdekaan sering merobek warna biru, sehingga tinggal Merah dan Putih. Karena Indonesia adalah Republik –bukan kerajaan—maka warna “biru” ditafsirkan sebagai “darah biru” aristokrasi. Tidak cocok dengan jiwa Proklamasi.

Bagaimana dengan sejarah bendera Polandia? Ternyata bendera mereka lebih muda. Belum 200 tahun!

Polandia pertama kali menggunakan bendera Putih – Merah sebagai bendera negara pada tahun 1831. Bendera ini berasal dari warna yang mengisi simbol negara Persemakmuran Polandia – Lithuania. Polandia menyumbang warna ‘putih’ (warna elang putih), sedangkan Lithuania menyumbang ‘merah’, warna tameng yang mengendarai kuda putih.

Sejak saat itu, para perajurit menggunakan kedua warna, dan adakalanya ‘terbalik’ sehingga menjadi ‘merah-putih’ warna bendera Indonesia. Ini saya temui di salah satu museum panorama (diorama) di Poznan, pada lukisan-lukisan yang menggambarkan dalam pertempuran di berbagai tempat bersejarah di Polandia.

Teman Polandia saya menjelaskan: “Panorama di Museum Raclawice itu menggambarkan pertempuran pasukan Jenderal Kościuszko melawan divisi-divisi Rusia, dengan bendera resimen berwarna ‘merah-putih’, tetapi dihiasi dengan gambar ‘elang putih’.

Bendera Polandia secara resmi yang dipasang di kediaman dubesnya di Jakarta, seperti di Istana Negara di kota Warsawa, menggunakan bendera yang dilengkapi dengan gambar burung elang putih. Ini juga historis, bukan agar tampil beda dengan bendera Indonesia. Kalau di mobil tetap 'putih-merah'.

Barulah, sejak tahun 1919 secara resmi bendera nasional Polandia (seperti dalam bentuk dan warna sekarang) digunakan. Dan, sejak tahun 2004, Polandia merayakan Hari Bendera pada tanggal 2 Mei.

Jakarta, 28 Desember 2010

1 comment:

  1. pak, ijin share cerita bapak ya... agar orang Indonesia tahu kayak gimana orang Polandia memperlakukan bendera merah putih. :)

    ReplyDelete